Selasa, 26 Juli 2016

Lingkaran Setan

Sering dikatakan bahwa suatu kebohongan akan menuntun kepada kebohonagan yang lainnya. Ini sudah merupakan satu pameo dalam masyarakat yang begitu majemuk dalam segala hal termasuk kepentingan.
Kepentinganlah, baik itu kepentingan pribadi (ambisi) maupun kepentingan kelompok, yang dapat menjungkir balikan suatu fakta atau kebenaran. Sering kali dengan menggunakan alasan (merasionalkan) yang begitu rupa "baiknya" seseorang dapat menggiring orang lain untuk masuk dalam alur pikir yang dibangunnya dengan mengesampingkan kaidah-kaidah dalam bernalar.
Penggiringan orang lain untuk mengikuti pola pikir seseorang akan bisa berjalan dengan baik dan berhasil jika orang tersebut memiliki keunggulan "komparatif" lain yang bisa saja bervariasi. Dan kekuasaan adalah salah satu kelebihan dari sekian banyaknya. Kekuasaan yang dimaksud di sini bukan saja merujuk pada seseorang dengan kuasa tertentu tetapi juga merujuk pada mereka-mereka yang menggolongkan diri sendiri ke dalam lingkaran kekuasaan yang dimiliki oleh orang lain.
Hal ini dimungkinkan oleh karena faktor-faktor kekerabatan fan balas jasa.
It's just fine with that. No problem at all.
Yang sangat disayangkan jika terjadi suatu fenomena di mana seseorang yang menggolongkan diri berada dalam lingkaran kekuasaan tadi "bereksperimen" secara berlebihan dengan menggunakan bias-bias kekuasaan tadi untuk mewujudkan keinginan dan kepentingannya.
Inilah yang sering menjadi akar atau awal dari kejatuhan suatu orde, klan, dinasti atau apapun sebutannya. Masih segar dalam benak kita ketika suatu dinasti di Jawa Barat harus berakhir dengan sangat memprihatinkan.
Semoga kita masih bisa meluruskan nalar-nalar yang selama ini sudah berhasil dibengkokan oleh kepentingan semu.